Perbincangan
tentang agama dan masyarakat memang tidak akan pernah selesai, seiring dengan
perkembangan masyarakat itu sendiri. Baik secara teologis maupun sosiologis,
agama dapat dipandang sebagai instrument untuk memahami dunia. Dalam konteks
itu, hampir-hampir tak ada kesulitan bagi agama apapun untuk menerima premis
tersebut. Secara teologis hal itu dikarenakan oleh watak kehadiran
agama. Agama, baik melalui simbol-simbol atau nilai-nilai yang dikandungnya
“hadir dimana-mana”, ikut mempengaruhi, bahkan membentuk struktur sosial,
budaya , ekonomi dan politik serta kebijakan publik. Dengan ciri ini, dipahami
bahwa dimanapun suatu agama berada, ia diharapkan dapat memberi panduan nilai
bagi seluruh diskursus kegiatan manusia, baik yang bersifat sosial-budaya,
ekonomi maupun politik. Sementara itu, secara sosiologis tak jarang agama
menjadi faktor penentu dalam proses transformasi.
Fungsi transformatif; agama dapat mendorong manusia
untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Misalnya, dengan agama, umat
manusia mampu menciptakan karya-karya seni besar, seperti candi, masjid, dan
bangunan-bangunan lainnya; penyebab timbulnya penjelajahan samudra salah
satunya didorong oleh keinginan menyebarkan agama. Pada umumnya, suatu agama
memiliki aturan yang berbeda dengan ajaran agama lain. Oleh karena itu, kita
harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat agar tidak terjebak
dalam fanatisme agama yang berlebihan. Dengan kata lain, kita harus mampu
menyeimbangkan antara hubungan vertikal kita dengan Tuhan (melalui ajaran
agama) dan hubungan horizontal kita dengan sesama manusia atau masyarakat.
Bila keadaan ini
dapat kita ciptakan dan pelihara, maka akan tercipta suatu kehidupan keagamaan
yang serasi dan saling menghormati sebagaimana termuat dalam butir II sila I
Pancasila, “Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan
hidup”.
Di Indonesia sendiri konflik agama baik yang bersifat
murni maupun yang ditumpangi oleh aspek budaya, politik, ideologi dan
kepentingan golongan banyak mewarnai perjalanan sejarah Indonesia. Bahkan diera
reformasi dan paska reformasi, agama telah menunjukkan peran dan fungsinya yang
nyata. Baik kekuatan yang konstuktif maupun kekuatan yang destruktif. Sesudah
gerakan reformasi, suatu keyakinan ketuhanan atau keagamaan banyak dituduh
telah menyebabkan konflik kekerasan di negeri ini. Selama empat tahun
belakangan, ribuan anak bangsa mati tanpa tahu untuk apa. Ribuan manusia
terusir dari kampung halamannya, tempat mereka dilahirkan. Ribuan anak-anak
lainnya pun menjadi piatu, kehilangan sanak keluarganya dan orang-orang yang
dikasihi.
Pertanyaan tentang mengapa bangsa yang selama ini dikenal santun dan relegius,
berubah beringas dan mudah melakukan tindak kekerasan pada sesama, jawabanya
tidak pernah jelas dan beragam. Apakah hal ini karena faktor keagamaan,
etnisitas, ekonomi dan politik atau faktor lain, masih menjadi bahan perdebatan
panjang. Fungsi agama pun tetap diperdebatkan oleh para ilmuan, apakah agama
sebagai pemicu konflik atau agama sebagai faktor integrasi sosial yang memiliki fungsi transformatif.
Sebagai pewarta, saya dibantu
untuk mempunyai daya analisa dan berpikir kritis terhadap kenyataan yang saya
hadapi dalam masyarakat. Dalam karya katekese tentunya tidak terlepas dari
bagaimana saya menganalisa dan mencari penyelesaian yang tepat terhadap masalah
sosial keagamaan. Katekese juga memiliki fungsi transformatif dimana dalam
semangat tardisi profetik adalah model katekese yang melayani Allah sepenuh
hati dengan jalan mengabdikan diri sepenuhnya kepada kemanusiaan.
MGM Resorts Casino and Racetrack, MD - Dr.MCD
BalasHapus› casinos › mcd › resorts 인천광역 출장마사지 부산광역 출장샵 › 전라북도 출장마사지 casinos › mcd › resorts MGM Resorts Casino and Racetrack, MD MGM Resorts Casino and Racetrack, MD 거제 출장마사지 Casino and Racetrack, MD Casino and Racetrack, MD The 평택 출장샵 casino hotel is located just 30 minutes outside of St. Mary's Catholic Church in