Powered By Blogger

Sabtu, 19 November 2011

Mazmur 111


       I.            Alasan Memilih Mazmur
Alasan penulis memilih Mazmur 111 karena penulis merasa tertarik dengan perbuatan Allah yang adil dan benar. Bahwa perbuatan Allah yang adil dan benar masih dirasakan sampai sekarang. Di tengah penderitaan dan ketidakadilan yang dialami manusia, Allah memberi kemungkinan dan pengharapan bagi siapa saja yang datang pada-Nya. Ada “jalan baru” yang ditawarkan Allah pada setiap orang yang berjalan menurut kehendak-Nya.
Penulis juga ingin mendalami perbuatan-perbuatan Allah yang relevan dengan situasi dan kondisi zaman sekarang. Mendalami Mazmur 111 erat kaitannya dengan sikap hidup yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang yang percaya pada Tuhan yakni beryukur atas perbuatan-perbuatan Tuhan dalam hidup.  Ada beberapa pertanyaan yang menjadi bahan permenungan pribadi penulis: Melalui perbuatan tangan Allah, apa yang dapat penulis pelajari mengenai diri Allah? Apa yang harus menjadi pedoman dalam seluruh hidup dan perbuatanku? Mengapa orang yang takut akan Tuhan dikatakan berbahagia?
Penulis juga melihat pengalaman akan  sifat Allah yang menonjol misalnya, kudus, adil, pengasih dan penyayang.  Ini merupakan pengakuan iman yang mendalam, hasil dari pengalaman yang  mendalam dengan Allah.  Pengalaman ini dirasakan sebagai suatu pengalaman keterkejutan ( surprise) yang membahagiakan. Bahwa ketika seseorang menyadari keterbatasannya, di saat itu ia menyadari bahwa ada yang melampaui keterbatasannya itu. Bukan semata-mata usaha manusia namun Allah yang sungguh-sungguh membangkitkan manusia. Ada sumber  pengharapan sekaligus memotivasi dan memberikan kekuatan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan hidup.
    II.            Tujuan
            Tujuan dari penulis memilih Mazmur ini adalah: memupuk kebiasaan memuji Tuhan dengan segenap hati mempertajam iman kita di tengah tantangan dan  penderitaan kita, sehingga Allah dialami begitu konkret dan sangat dekat.

 III.            Struktur Penulisan (Pariera, Tafsir Kitab Mazmur 73-150. Hal 311-315)
1.      Ayat 1, Merupakan ungkapan Syukur kepada Tuhan.
2.      Ayat 2-5, Perbuatan-perbuatan Tuhan yang tampak.
3.      Ayat 6-9, Tuhan membawa umat-Nya.
4.      Ayat 10, Hidup menurut pola Tuhan

 IV.            Latar Belakang Mazmur 111 (Pariera. Hal 311)
Mazmur 111 digubah secara akrostik, dimana setiap barisnya dimulai dengan huruf-huruf yang disususn menurut abjad. Tema yang diangkat dalam mazmur ini sebetulnya termasuk tema-tema yang umum, yaitu pembebasan umat Israel dari tanah Mesir dan penyartaan Tuhan ketika mereka masuk ke tanah terjanji. Karena itu ada penafsir yang berpendapat bahwa mazmur ini digubah oleh seorang pemimpin umat yang sedang merenungkan kitab Ulangan. Dalam perbuatan di masa lalu itu ia menemukan kebesaran Tuhan dan membagikannya kepada seluruh umat melalui mazmur ini.

    V.            Genrenya
Mazmur ini menurut Claus Westertmann dikelompokkan  sebagai Mazmur pujian deklaratif individual.  Mazmur ini memuta unsur-unsur seperti: Allah telah mendengar keluhan dan bertindak menyelamatkan umat-Nya. Pujian merupakan tanggapan langsung terhadap tindakan penyelamatan Allah bagi umat-Nya. Pada bagian ini tindakan Allah diungkapkan, dilaporkan dan diperdalam maknanya. Pujian kepada Allah dilambungkan dengan penuh kegembiraan.
Bersyukur karena takut akan Tuhan. Ucapan pujian dan syukur bagi Allah keluar dari setiap mulut manusia yang memiliki hati yang takut akan Tuhan. Ucapan pemazmur, "Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaat".  Bagian yang sangat menentukan adalah tindakan pembebasan dan penyelamatan Allah. Allah mengubah kesedihan menjadi kegembiraan. Pengalaman ini mendatangkan kebahagiaan istimewa bagi pemazmur. Dari sebab itu, tindakan Allah itu pantas disyukuri dan dipuji.

 VI.            Tafsiran
Mazmur 111 ini merupakan ucapan syukur seseorang yang telah mengalami kebaikan Tuhan dalam hidupnya. Dalam ucapan syukurnya, ia menyaksikan perbuatan Allah kepada umat Tuhan agar kumandang pujian menggema dalam ibadah umat Tuhan.   Memotivasi Kristen untuk merenungkan pekerjaan Tuhan setiap hari dalam hidup ini. Motivasi ini akan mendorong Kristen untuk lebih sering memuji nama Tuhan di setiap saat dan tempat (ayat 1).
Pemazmur melihat dunia ini penuh dengan perbuatan ajaib Tuhan, yang patut direnungkan dan digemakan, agar selalu menjadi dasar kekuatan umat Tuhan untuk bersyukur bahkan ketika dunia menyajikan ketidaknyamanan hidup. Lebih khusus lagi, pemazmur memperhatikan karya Tuhan dalam kehidupan bangsanya (ayat 2-5). Pemeliharaan dan perlindungan Tuhan dalam sejarah bangsa Israel merupakan pengalaman yang tidak pernah boleh mereka lupakan. Hal itu merupakan keyakinan pemazmur bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka.
Akhirnya, pemazmur melandaskan ucapan syukurnya kepada karakter adil dan benar dari Allah yang tidak pernah berubah . Karakter inilah yang menjadi satu jaminan yang pasti bahwa perjanjian-Nya kekal (ayat 6-9). Dan demi nama-Nya yang kudus dan dahsyat itu, pemazmur dan umat Tuhan pasti akan mengalami terus-menerus kasih setia Tuhan. Hanya orang berhikmatlah yang melandaskan hidupnya pada karakter Tuhan yang teguh tersebut.  Takut yang dimaksud bukanlah seperti saat kita melihat hantu atau binatang buas, namun penghormatan dan penghargaan terhadap Pribadi Tuhan karena Dia adalah Allah yang kudus, yang di dalamnya terkandung unsur ketaatan dan keengganan kita melakukan dosa (ayat 10).

VII.            Dialog pemazmur dengan pengalaman hidup.
Di awal mazmur ini pemazmur mengungkapkan kesungguhan hatinya untuk bersyukur kepada Tuhan.  Pemazmur juga ingin mengajak orang-orang di sekitarnya ikut bersyukur bersamanya.  Dengan demikian kita bisa melihat betapa besarnya rasa syukur yang ada di dalam hati pemazmur.  Dari manakah rasa syukur ini?  Pemazmur menyelidiki perbuatan-perbuatan Tuhan dalam kehidupan umat-Nya.  Jika saya suka menyelidiki (atau, merenungkan) perbuatan-perbuatan Tuhan dalam kehidupan saya, maka rasa syukur pun akan melimpah dari dalam hati saya.  Rasa syukur itu mengalir spontan sebagai respon atas kebesaran kuasa Tuhan yang bekerja di antara umat-Nya.
Pemazmur menyebutkan beberapa hal yang Tuhan lakukan bagi umat-Nya.  Kepada umat-Nya Tuhan memberikan rezeki (untuk kehidupan setiap hari), tanah pusaka sebagai tempat tinggal dan wujud keberadaan mereka sebagai sebuah bangsa yang berdaulat, dan kebebasan dari musuh yang menjajah mereka.  Apa tujuan Tuhan melakukan semua itu kepada mereka?  Semua dilakukan-Nya agar mereka semakin mengenal Dia.  Melalui perbuatan-perbuatan-Nya itu umat Tuhan dapat mengenal Dia sebagai Allah yang adil dan benar, sekaligus juga pengasih dan penyayang. 
Ketika saya  merenungkan karya Tuhan dengan cara yang benar, maka dampaknya akan terlihat dalam kehidupan saya. Pengalaman saya ketika mengikutui perayaan Ekaristi, terkadang saya megikuti sebagai formalitas. Sambut hosti dan pulang. Sehingga saya sering merasa bahwa apa yang saya buat tidak bermakna sama sekali. Menurut saya, orang-orang yang mengerti kebesaran kuasa-Nya akan menghormati Dia dan dengan demikian memperoleh hikmat untuk menjalani kehidupannya.  Orang-orang yang mengerti kebesaran kuasa-Nya akan mengisi hidupnya dengan puji-pujian kepada-Nya.  Apakah dua hal tersebut terdapat dalam kehidupan saya dan anda?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar